Manfaatkan Limbah Bonggol Jagung, Unirow Tuban Gelar Pelatihan Pembuatan Briket

Dosen Unirow Tuban memaparkan pembuatan Briket dari Bonggol Jagung di Desa Beringin, Kecamatan Montong.

TUBAN, SUARADATA.com-Unirow Tuban menggelar pelatihan pembuatan briket yang berasal dari limbang jagung atau disebut “bonggol” untuk masyarakat Desa Beringin, Kecamatan Montong, pada Kamis (5/10/2023).

Pelatihan dilaksanakan guna memanfaatkan limbah tongkol jagung menjadi briket arang sebagai energi alternatif ramah lingkungan. Tentu bernilai ekonomis serta meminimalisasi limbah tongkol jagung.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini beranggotakan dari dosen dan mahasiswa. Dengan mengusung tema “Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk menciptakan briket arang dari limbah bonggol jagung guna meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat Desa Beringin, Kecamatan Montong,”.

Kepala LPM, Hendra Suwardana mengatakan, pada 2023 ini Unirow  menerima hibah DRPM Kemendikbud Ristek Dikti pada bidang pengabdian masyarakat sebanyak empat kegiatan. Tiga kegiatan dilakukan secara internal dan satu kegiatan berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).

“Kegiatan pembuatan briket ini kolaborasi dari program studi teknik industri dan program studi pendidikan ekonomi. Kerjasama ini dimaksudkan bagian dari aktualisasi MBKM,” ungkapnya.

Menurutnya, dipilihnya Desa Beringin sebagai tempat pengabdian pembuatan briket ini adalah melihat melimpahnya produksi jagung di wilayah tersebut. Secara nilai guna ekonomis pada bonggol jagung dianggap sampah dan dibakar tanpa ada penambahan nilai. Padahal apabila menjadi briket arang dapat bernilai guna ekonomis bagi masyarakat sekitarnya.

“Secara umum pengolahan bonggol jagung menjadi briket dapat dilakukan secara sederhana pula dan mudah untuk dipraktekkan,” tambahnya.

Sementara itu, pakar industri manufaktur di Kabupaten Tuban, Abdul Wahid Nuruddin dalam paparannya menyampaikan, briket arang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Terutama, untuk menggantikan bahan bakar minyak dan gas dalam kegiatan industri dan rumah tangga.

“Briket arang merupakan bentuk energi terbarukan dari biomassa yang berasal dari tumbuhan atau tanaman. Dan saat ini sangat banyak tersedia di lingkungan,” tuturnya.

Dilain pihak, Indonesia sebagai negara agraris banyak menghasilkan limbah pertanian yang kurang termanfaatkan. Limbah pertanian merupakan biomassa sumber energi alternatif yang melimpah dengan kandungan energi relatif besar.

“Limbah pertanian tersebut dapat diolah menjadi suatu bahan bakar padat buatan sebagai bahan bakar alternatif yang disebut briket,” terangnya.

Pria yang juga menjadi pemateri dalam giat yang diikuti kepala desa dan masyarakat tersebut menuturkan, metode yang digunakan adalah karbonasi untuk pembuatan arang tongkol jagung. Baik untuk bahan baku pembuatan briket maupun arang aktif dengan menggunakan tungku pengarangan.

“Proses selanjutnya untuk pembuatan briket yaitu dengan menambahkan perekat pada arang tongkol jagung yang telah dihaluskan. Kemudian, dicetak dengan bentuk silinder dengan bantuan alat pengepres.

Ditinjau dari sisi ekonomi arang aktif dapat dijadikan menjadi suatu usaha menambah pendapatan ekonomi keluarga. Pastinya memperhatikan prospek briket arang dan arang aktif yang cukup cerah yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Sehingga, sangat perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pemanfaatan limbah tongkol jagung. Terlebih, menjadi briket sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak dan gas, serta menjadi bahan baku pembuatan arang aktif.

“Bagi khalayak masyarakat pada umumnya dan lebih khusus para petani jagung diharapkan kegiatan ini dapat dirasakan langsung. Selain itu, dapat berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat arang aktif serta dapat menambah penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan,” pintanya.

Selanjutnya bagi pemerintah daerah dan instansi terkait kegiatan ini merupakan bentuk pembinaan secara tidak langsung. Tujuannya, dapat meringankan beban tugas dan fungsi dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat petani khususnya petani jagung.

“Kami berharap kegiatan ini berguna bagi pengembangan ilmu terapan di masyarakat,” harapannya.

Ditempat yang sama, Kepala Desa Bringin Subandi berharap, kegiatan ini dapat berlanjut sampai pada produksi secara massal. Selanjutnya, berharap kepada pemerintah daerah atau BUMN/ BUMD yang ada di Kabupaten Tuban dapat mendukung dan berpartisipasi aktif untuk suksesnya inovasi tersebut.

“Kami berharap kegiatan ini dapat berlanjut sampai pada produksi secara massal serta,” pungkasnya.(Sal/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top