Pj Wali Kota Malang Bersama TPID Pastikan Inflasi Terkendali Jelang Idul Adha


82
Pj Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat, M.M, memberikan sambutan dan arahan di acara High Level Meeting yang membahas antisipasi terjadinya inflasi kian tinggi, di Hotel Grand Mercure Malang, Selasa (11/06/2024). (foto : Prokopim Setda Kota Malang)

MALANG, SUARADATA.com-Pergerakan dan perkembangan harga komoditi di pasar tradisional maupun toko swalayan senantiasa menjadi perhatian serius Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, M.M, bersama tim pengendali inflasi daerah (TPID).

“Utamanya di Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriyah, atau lebaran Qurban di 2024 ini. Kami terus memantau dan mencermatinya, sebab Kota Malang kondisinya saat ini tengah mengalami Deflasi. Ada di angka 0,08 persen untuk month to month,” tegas Pj Wali Kota, Wahyu Hidayat, Selasa (11/6/2024).

Ditegaskan kembali, guna merespon terjadinya Deflasi tersebut, pihaknya menginstruksikan kepada TPID Kota Malang selalu mewaspadai fluktuasi harga sewaktu-waktu. Langkah-langkah strategis mengantisipasi inflasi harus mampu terkendali.

“Kita mesti melakukan intervensi untuk menanggulangi deflasi, ada sembilan langkah perlu diambil. Kami berpikiran, sepertinya Warung Tekan Inflasi (WTI) sementara waktu belum dibuka dulu. Keadaan beras di Bulog masih tercukupi, kebutuhan komoditi di pasar juga masih aman (ada),” tegasnya lagi.

Pemkot bersama TPID pada momen Idul Adha 2024, dikatakannya, akan lebih fokus untuk mengendalikan inflasi. Alasannya, supaya tidak terjadi kenaikan inflasi terlalu tinggi dan sembilan langkah akan segera diambil. Antara lain, secepatnya menggelar rapat teknis TPID. Terus menerus melakukan pemantauan harga sekaligus stok.

Ditambah lagi, perlunya menjaga bahan pokok penting, pencanangan gerakan menanam. Didukung dengan operasi pasar, menjalin komunikasi dengan produsen serta merealisasikan BTT untuk pengendalian inflasi. Terakhir, digulirkannya bantuan transportasi dari APBD.

Pj Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat, M.M, bersama TPID serta peserta acara HLM. Tengah menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum acara rakor HLM dimulai.

“Kami menilai terjadinya deflasi disebabkan adanya intervensi yang dilakukan TPID. Bukan karena daya beli masyarakat rendah. Hal ini sudah kita bahas bersama TPID, di dalamnya ada analisa. Melibatkan OJK, Bulog, Bank Indonesia, BPS serta pihak terkait lainnya,” bebernya.

Alumnus ITN Malang ini berpendapat, terjadinya deflasi dikarenakan ada intervensi dari Pemkot dan TPID. Hingga menimbulkan inflasi, berangkatnya bukan dari nol tapi dari minus. Salah satu penyumbang angka inflasi adalah bawang merah, untuk itu perlu diwaspadai lonjakan harganya.

“Kita ditekankan oleh Mendagri terhadap beberapa komoditi diharapkan bisa mengendalikannya. Topik pembahasannya adalah bawang merah, diprediksikan terus mengalami kenaikan. Terlebih lagi menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha,” imbuhnya.

Namun demikian, Pemkot melalui perangkat daerah (OPD) berupaya menekan dan mengendalikan komoditi bawang merah. Tentu, melalui kerjasama dengan produsen bawang merah dari Probolinggo. Kondisi bawang merah sendiri di Kota Malang, bisa dikatakan masih aman.

“Kita terus menjalin kerjasama dengan Probolinggo, untuk memenuhi kebutuhan stok bawang merah di Kota Malang. Disisi lain, ini bagian dari antisipasi atau menanggulangi kelangkaan maupun lonjakan harga terhadap komoditas bawang merah,” tutupnya.(Prokompim/Iwan/And/Red)


Like it? Share with your friends!

82
Suara Data Network
assalamualaikum

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *