Ingin Tahu Sejarah Kota Malang, Rumah Makan “Inggil” Solusi Alternatifnya

Pemilik RMI Dwi Cahyono saat menjelaskan sejarah Kota Malang kepada Ketua PWI Malang Raya Cahyono bersama pengurus PWI lainnya. Foto : Afd

MALANG, SUARADATA.com-Rumah Makan Inggil (RMI) di Jalan Zainul Arifin (Kudusan), Klojen Kota Malang menyajikan konsep masakan khas Jawa tradisional dan kolonial. Bahkan, sekaligus memiliki ciri khas budaya maupun sejarah.

Rumah Makan Inggil begitu dengan sebutan RMI ini pada sudut dindingnya nampak narasi sejarah cikal bakal lahirnya Kota Malang. Terlihat, pameran benda-benda bersejarah juga dihadirkan kendati tidak banyak jumlahnya.

Pemilik RMI, Dwi Cahyono menjelaskan, bukan sekadar narasi maupun benda-bendanya. Pihaknya pun bertekad akan menghadirkan seni fragmentasi Panji di dalam RMI miliknya itu.

“Nantinya kami gelar satu minggu sekali setiap hari Sabtu. Dalam rangka menguatkan serta melestarikan nilai asli seni budaya Kota Malang. Masyarakat pecinta budaya bisa menikmatinya,” jelas Dwi, Senin (13/12/2021).

Disinggung narasi dan benda bersejarah sejak kapan digeluti dan dikoleksinya. Dwi mengatakan, pemahaman dan penguasaan ilmu-ilmu sekaligus benda bersejarah tentang Kota Malang. Lalu digeluti dan diseriusi setelah puluhan tahun selepas lulus SMA.

“Dirinya merasa tergerak dalam menjaga seni budaya di Indonesia, utamanya budaya Kota Malang. Terkumpul beberapa narasi sejarah Kota Malang dari tahun 1700 hingga 1900 serta di masa kemerdekaan dan seterusnya,” kata dia.

Disinggung narasi dan benda bersejarah banyak terpampang ditempat usaha kulinernya. Pria penggagas Malang Tempoe Doeloe ini menandaskan, selain mengais rejeki sekaligus ingin memanfaatkan lahan yang ada untuk pelestarian seni budaya (Panji) Kota Malang.

“Kami merasa khawatir jika Panji asli budaya Kota Malang sampai diakui oleh daerah lainnya. Untuk itu, seni budaya Panji mesti dirawat dan dijaga serta dilestarikan,” tandasnya.

RMI ini, ucapnya, baru semingguan dibuka kembali (pindah). Sebelumnya, di Jalan Gajahmada belakang kantor Pemkot dan DPRD. Kini berada di Jalan Zainul Arifin (Kudusan/Flora) belakang Pendopo Kabupaten Malang.

“RMI tetap berciri khas masakan Jawa tradisional, sekarang dialihkan tradisional kolonial. Kami pun juga berkolaborasi dengan para tour and travel di berbagai daerah. Harapannya, kuliner dan budaya terus berjalan meningkat,” pungkasnya.(Afd/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top