Kinerja Investasi Hulu Migas 2023, Lampaui Tren Secara Global

JAKARTA, SUARADATA.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat hingga akhir tahun 2023 ini telah terealisasi investasi hulu migas mencapai US$ 13,7 miliar atau sekitar Rp 210 triliun.

Dibandingkan dengan realisasi investasi di tahun 2022, terdapat peningkatan hingga 13% dan melampaui pertumbuhan investasi hulu migas global yang diperkirakan berada di kisaran 6,5%. Realisasi investasi hulu migas di 2023 sekaligus menjadikannya sebagai investasi terbesar sejak tahun 2016 atau dalam 8 (delapan) tahun terakhir.

Sehingga Tren kinerja investasi Hulu Migas telah melampaui tren kinerja hulu migas secara global.

“Investasi hulu migas di Indonesia dalam 8 tahun terkahir ini menunjukkan bahwa upaya-upaya Pemerintah dan SKK Migas untuk meningkatkan iklim investasi telah mampu mengembalikan kepercayaan investor untuk kembali melirik sektor hulu migas,” kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dalam keterangan pres releasenya, Jum’at (12/1/2024).

Menurutnya, ditengah berbagai tantangan yang ada, sektor hulu migas mampu melakukan konsolidasi. Selain itu, telah menemukan jalan untuk dapat pulih lebih cepat akibat pandemi Covid-19. Serta mampu berperan secara tepat di tengah transisi energi sehingga hulu migas tetap menjadi salah satu tujuan investasi di Indonesia.

“Kami bersyukur selain melalui program kerja yang masif dan agresif, pelaksanaan transformasi hulu migas sesuai rencana strategis Indonesia Oil & Gas 4.0 berjalan dengan baik, yang hasilnya dapat terlihat dengan semakin masifnya investasi di sektor hulu migas, meskipun ditengah munculnya tantangan baru yaitu berkembangnya investasi di sektor energi bersih,” tambahnya.

Dwi menyampaikan, optimisme tren investasi akan terus meningkat dimasa mendatang. Terkait investasi hulu migas untuk mencapai target long term plan (LTP) menuju target 2030. Sedangkan, pada tahun 2023 Investasi hulu migas pertama kalinya mampu melampaui target investasi yang telah ditetapkan dalam LTP.

“Berdasarkan perhitungan dalam LTP, sesungguhnya target investasi adalah US$ 13 miliar sehingga capaian investasi 2023 yang sebesar US$ 13,7 miliar lebih tinggi sekitar 5% dari target LTP. Untuk tahun 2024 kami telah menetapkan target investasi yang jauh lebih tinggi sekitar US$ 17,7 miliar atau diatas target LTP yang sebesar US$ 16 miliar,” imbuh Dwi sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, Dwi menambahkan, investasi yang masif khususnya di pemboran sumur pengembangan telah mampu mengurangi laju penurunan produksi. Terutama, pada mayoritas lapangan produksi yang sudah ageing, sehingga lifting minyak di tahun 2023 hanya turun 1%. Disisi lain, terkait gas tren produksi tidak lagi decline tetapi sudah naik atau incline di angka 2,2%. Namun karena belum optimalnya penyerapan gas oleh buyer, maka lifting (salur gas) tumbuh 1% saja.

“Kami akan mendorong realisasi penyerapan gas oleh buyer agar serapan di tahun 2024 lebih optimal lagi,” tegasnya.

Sementara itu, terkait capaian di investasi eksplorasi pada 2023 ini menjadi tahun terbaik dalam penemuan cadangan migas untuk lebih dari dua dekade terakhir. Terdapat dua milestone utama yang menjadikan tahun 2023 sebagai tahun terbaik di sektor eksplorasi. Yaitu total sumber daya yang ditemukan mencapai penemuan recoverable resource yang mencapai + 805,1 juta barrel setara minyak atau terbesar sejak penemuan di lapangan Abadi 23 tahun yang lalu di tahun 2000.

Selain itu terdapat 2 penemuan tercatat sebagai giant discoveries di pemboran laut dalam di Geng North dan Layaran yang menurut WoodMackenzie, Rystad Energy dan S&P Global kedua penemuan tersebut masuk ke dalam 5 biggest discoveries dunia tahun 2023.

“Target investasi ekplorasi di tahun 2024 ditargetkan meningkat lagi sebesar US$ 1,8 miliar atau naik 200% dibandingkan realisasi investasi eksplorasi di tahun 2023 yang sebesar US$ 0,9 miliar,” tuturnya.

Dwi menuturkan, SKK Migas telah melakukan koordinasi dengan ENI sebagai operator Geng North untuk melakukan percepatan agar dapat segera diproduksikan. Sehingga, dapat memperkuat neraca gas nasional serta dapat mendukung hilirisasi gas di wilayah tersebut. Tentunya, menghidupkan kembali operasional Badak LNG Bontang dari 2 train menjadi 4 train dengan pasokan gas mencapai sekitar 1.700 MMSCFD atau setara dengan produksi di Abadi Masela.

“Kapan onstream tentu menunggu pengajuan plan of development (POD), tapi kami sudah komitmen untuk melakukan percepatan-percepatan agar dapat segera diproduksikan,” pungkasnya.(Sal/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top