Aliansi Mahasiswa Tuban Desak Pemerintah Perbaiki Sistem Pemberian BBM Bersubsidi

Reporter: Nursalam

TUBAN, SUARADATA.com-Aliansi mahasiswa Tuban gabungan dari GMNI, IMM dan LMND berunjuk rasa menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di depan Gedung DPRD setempat, Jum’at (9/9/2022).

Dalam aksinya tersebut Aliansi Mahasiswa Tuban membawa 11 tuntutan sebagai bentuk protes atas kenaikan BBM bersubsidi maupun non subsidi. Para Mahasiswa itupun membentangkan sejumlah poster bertuliskan kritik, atas kebijakan pemerintah yang dianggap mencekik rakyat.

Bahkan, dalam aksinya tersebut para demonstran nyaris bentrok dengan aparat kepolisian. Selain itu, terdapat aksi saling dorong saat memaksa masuk ke gedung DPRD.

“Kami menolak kenaikan harga BBM, karena sangat memberatkan rakyat,” kata Ketua DPC GMNI Tuban, Daman Huri.

Lanjutnya, dalam aksinya, aliansi membawa sejumlah tuntutan, diantaranya ada beberapa poin yang disuarakan:

1. mendesak Presiden untuk mengevaluasi BPH Migas karena dinilai tidak mampu menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian BBM, yang membuat pemerintah ingin menaikkan harga BBM.

2. Mendesak Presiden, untuk segera memperbaiki sistem pemberian BBM subsidi agar tepat sasaran.

3. Menuntut Kementerian Keuangan (Kemenkeu), untuk tranparansi dan jujur terhadap serapan anggaran untuk Subsidi BBM sebesar Rp502 trilliun.

4.Mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), untuk memeriksa dan mengaudit Kemenkeu dan BPH Migas terkait adanya dugaan penyelewengan anggaran Subsidi BBM.

5. Mendesak Pemerintah untuk membentuk Satgas Pengawasan terkait penerimaan BBM Bersubsidi,

6. Mendorong Pemerintah untuk percepatan transisi Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui kebijakan Pusat dan Daerah.

“Ada beberapa catatan yang kami sampaikan saat aksi, diantaranya terkait perbaikan sistem tata kelola BBM,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum IMM Tuban, Agung Saputra menambahkan, ada dampak yang ditimbulkan dari kenaikan BBM. Seperti kelangkaan bio solar kenaikan bahan pokok.

Oleh karena itu, Aliansi Mahasiswa Tuban mendesak pemerintah berdaulat dalam mengambil sikap untuk membeli BBM dari produsen minyak termurah untuk meringankan BBM. Kemudian, mendorong pemerintah untuk mempercepat pembangunan energi baru dan terbarukan sebagai solusi atas krisis nasional.

“Total ada 11 catatan yang kami bawa saat aksi atas dampak kenaikan,” tambahnya.

Sementara itu, aksi mahasiswa tersebut ditemui Wakil Ketua DPRD Imam Sutiono. Dalam hal ini, pihaknya menyampaikan dengan tegas menolak kenaikan harga BBM seperti yang disuarakan mahasiswa.

“Kami berdiri bersama mahasiswa menolak kenaikan harga BBM. Insyaallah saya akan menandatangani surat mahasiswa,” pungkasnya.(Sal/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top