Banjir Rob Tuban, BMKG Prediksi Terjadi Hingga 25 Mei 2022


63
Kepala BMKG Tuban, Zem Irianto Padama.

Reporter: Nursalam

TUBAN, SUARADATA.com-Banjir Rob yang melanda pesisir pantai Utara Tuban, Jawa Timur diprediksi akan terjadi hingga 25 Mei 2022 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BMKG Kelas 3 Tuban, Zem Irianto Padama. Kata dia, BMKG memprediksi fenomena banjir rob yang terjadi hampir di seluruh pesisir Jawa Timur akan terjadi hingga 25 Mei 2022 mendatang.

“BMKG memprediksi banjir rob ini akan berlangsung hingga 25 Mei 2022 mendatang,” ungkapnya, Senin (23/5/2022).

Menurutnya, banjir rob yang hampir terjadi di seluruh pesisir Jawa Timur ini dikarenakan fenomena full flower blood moon. Artinya, posisi matahari bumi dan bulan berada pada satu garis sejajar dan ada di jarak terdekat dengan Bumi.

“Hal ini menyebabkan gravitasi bulan lebih kuat, dan memicu tarikan air pasang lebih tinggi yang menyebabkan rob. Awalnya, banjir rob diprediksi akan terjadi hingga 20 Mei, tetapi fenomena ini akan berlangsung hingga 25 Mei 2022,” tambahnya.

Zem juga mengatakan, saat ini tinggi ombak di pesisir pantai Jawa Timur akan mencapai 1,25 hingga 2,5 meter. Adapun untuk perairan perairan tuban dan lamongan ketinggian bisa mencapai 2,5 meter. Untuk itu, diminta para nelayan agar berhati- hati saat melaut.

“Tetap waspada dan terus memperhatikan informasi dari BMKG,” ucapnya.

Sementara itu, Kalaksa Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Sudarmaji mengatakan, banjir Rob yang terjadi di Kabupaten Tuban membuat sejumlah desa dan kelurahan yang terletak di pesisir pantai tergenang.

“Beberapa desa terdampak diantaranya Desa Gadon, Kecamatan Tambakboyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, serta Kelurahan Karangsari dan Kingking, Kecamatan Tuban,” ucapnya.

Meskipun kerusakan fatal tidak terjadi, namun belasan rumah terendam air laut dari pukul 09.00 wib hingga petang. Dalam hal ini pihaknya terus melakukan pendataan terkait berapa jumlah pasti rumah warga yang terdampak.

“Untuk penanganan sementara, pihaknya dibantu oleh warga membuat penahan pasir untuk memecah ombak,” tuturnya.

Sedangkan, untuk penanganan jangka panjang, Sudarmaji mengungkapkan akan bekerjasama dengan BBWS untuk pengusulan pembuatan tanggul penahan ombak sepanjang 48 kilo meter. Meskipun usulan tersebut telah dilayangkan beberapa tahun lalu, tetapi Sudarmaji menegaskan, perlu untuk mengingatkan kembali agar usulan dapat direalisasikan segera.

“Hal ini melihat urgensi yang ada di lapangan, jadi penahan ombak sudah sangat dibutuhkan,” tutupnya.(Sal/And/Red)


Like it? Share with your friends!

63
Suara Data Network
assalamualaikum

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *