CS 1 dan 2 Beserta CMR Jadi Solusi Alternatif Peternak Sapi Kambing di Malang

Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd bersama Kepala BBIB Kresno S dan tim peneliti UMM menunjukkan produk pakan ternak pengganti susu pedet dan cempe. Foto : Iwan Irawan

Reporter: Iwan

KOTA MALANG, SUARADATA.com-Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan produk pakan ternak penuh nutrisi bernama Calf Starter (CS) 1 dan 2 serta Calf Milk Replacer (CMR) dari bahan dasar susu skim.

Produk itu dibuat guna membantu kepada peternak sapi dan kambing maupun domba dimana pun berada. Selain itu, menjadikan pertumbuhan anakan sapi atau kambing pasca lahiran akan lebih sehat serta lebih bagus perkembangannya

Produk pakan ternak tersebut, dilaunching oleh Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd bersama Kepala Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singasari Dr. drh. Kresno Suharto sekaligus disaksikan para peternak sapi dan kambing di Malang Raya, Kamis (23/12/2021).

Tim peneliti CS 1 dan 2 serta CMR dari UMM, Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes IPU mengatakan, produk CS 1 dan 2 serta CMR dikenalkan kepada para peternak sapi maupun kambing.

Hal itu dalam rangka membantu memberikan perbaikan nutrisi gizi pertumbuhan kepada anak sapi (Pedet). Maupun anak kambing (Cempe) setelah mendapatkan colustrum dari induknya selama beberapa hari.

“Kami melihat sebagian para peternak sapi maupun kambing pasca lahiran, penanganannya kurang sesuai. Sehingga menimbulkan kerugian, karena hasil ternak tidak sesuai harapan,” kata Dr. Wahyudi.

Menurut pakar ternak ini, anak sapi maupun kambing atau domba yang lahir segera mendapatkan asupan colustrum induknya. Karena protein dan nutrisi dari colustrum sangat penting hingga beberapa hari ke depan.

“Setelahnya, baru diberikan pelan-pelan nutrisi selain colustrum namun sifatnya masih berupa cairan semisal CMR hingga berusia sebulan,” jelas dia.

Seiring waktu, sebulan berjalan ditingkatkan lebih sedikit padat nutrisinya seperti CS 1 dengan cara berkala jumlah takarannya sampai anakan itu merasakan nyaman.

Dua bulan berikutnya, nutrisinya lebih padat lagi. Demikian jumlah takarannya juga menyesuaikan secara perlahan. Hal tersebut berjalan hingga usianya dua setengah atau tiga bulan.

“Baru diberikan makanan rumput, itupun rumputnya masih bersifat tidak terlalu keras sampai pada rumput semestinya,” bebernya.

Peneliti lainnya yaitu Dr. Ir. Listiari Hendraningsih, MP. IPM menambahkan, para peternak hendaknya memahami pasca lahiran anakan sapi atau kambing. Utamanya selama masa tiga bulan pasca lahiran, jangan langsung diberikan makanan atau nutrisi bersifat terlalu keras dan kurang sehat.

“Karena hal itu berdampak pada pertumbuhan anakan hewan tersebut, semisal rentan penyakit, induknya sulit adaptasi pada perkawinan untuk perkembangbiakannya sekaligus induknya rentan berpenyakitan,” tambah Dr. Listiari.

Jika peternak sapi atau kambing concern dan peduli pada kesehatan hasil ternaknya. Seyogyanya tiga bulan pasca lahiran betul-betul dijaga semaksimal mungkin baik nutrisi makanannya maupun cara penanganannya.

“Jika masa tiga bulan itu dilakukan dengan baik dan benar serta didukung nutrisi gizi berkecukupan. Satu contoh pemberian CS 1 dan 2 serta CMR, niscaya pertumbuhan anakan sapi atau kambing bakal tumbuh sehat dan kuat,” pungkas Dosen Prodi Peternakan UMM.(Iwn/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top