Diatas Kursi Roda, Pria Difabel di Tuban ini Sulap Bambu Apus Jadi Miniatur Kapal Pinisi
Reporter: Nursalam
TUBAN, SUARADATA.com-Meskipun dalam kondisi keterbatasan, Sail (46), penyandang
disabilitas asal Kabupaten Tuban ini mampu berkreasi.
Pria asal Desa Perunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban ini menekuni usaha pembuatan miniatur perahu pinisi dari bambu.
Awalnya, Sail dapat beraktifitas tanpa kendala. Namun, pada pertengahan 2015, kehidupannya berubah total. Setelah sebuah kecelakaan kerja menimpa dan membuatnya lumpuh.
Pria yang kesehariannya bekerja sebagai tukang batu ini harus membanting setir setelah datang bencana pada pertengahan 2015. Dia jatuh dari atap rumah orang yang menggunakan jasanya. Kecelakaan kerja tersebut mengakibatkannya lumpuh setelah kedua kakinya tak berfungsi normal.
Meski dengan keterbatasan fisik yang ia alami, tidak membuatnya patah semangat, malah bapak satu anak ini berhasil menciptakan beragam miniatur kapal pinisi berbahan bambu apus. Pembuatan miniatur tersebut sudah digeluti sejak 2018 silam. Bahkan, saat ini, puluhan karyanya sudah dikenal beragam masyarakat.
“Awalnya sebelum membuat miniatur perahu, saya membuat tas rajut dari tali kur. Namun karena sepi peminat karena adanya pandemi Covid-19, kemudian saya beralih membuat miniatur kapal ini,” ungkapnya, saat ditemui di rumahnya, Selasa (25/10/2022).
Lanjutnya, Ide pembuatan miniatur kapal dan perahu tersebut terinspirasi dari lingkungan tempat tinggalnya. Dimana pada jaman dahulu Tuban merupakan salah satu kota dengan pelabuhan terbesar di jawa.
“Saya belajar membuat miniatur perahu dengan belajar secara otodidak dari internet,” tambahnya.
Sail mengaku setiap satu unit pembuatan miniatur kapal ini tidak memerlukan waktu banyak. Untuk proses membuat kapal pinisi ukuran kecil hanya membutuhkan waktu sekitar dua hari. Sedangkan untuk ukuran besar membutuhkan waktu sekitar tiga sampai lima hari sampai dengan finising.
“Untuk pembuatan miniatur kapal tergantung permintaanya. Sementara baru bisa membuat kapal pinisi saja, sedangkan lainya masih belum,” tuturnya.
Sementara itu, untuk memasarkan produknya, Sail memanfaatkan media sosial untuk menawarkan hasil karyanya secara on line. Untuk harganya bervariasi, mulai dari 150 ribu rupiah hingga 300 ribu rupiah tergantung model dan tingkat kesulitan pembuatan.
“Hingga saat ini sementara pembelian masih dari Kabupaten Tuban,” pungkasnya.(Sal/And/Red)