Gegara Air Payau Akibat Aktivitas Tambak, Warga Cepokorejo Luruk Kantor Camat Palang

Perwakilan warga sedang audiensi dengan camat.

Reporter: Royvi Novriansyah

TUBAN,SUARADATA.com-Sudah 4 bulan lalu tepatnya (27/2/2020) warga Desa Cepokorejo telah melakukan mediasi bersama perwakilan pengusaha tambak dan disaksikan oleh Forkopimca Palang, Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat di balai desa.

Hasil dari musyawarah tersebut menghasilkan surat pernyataan tertulis. Bahwa pengusaha tambak tidak akan melakukan produksi tanam udang maupun ikan.

Namun pada kenyataannya, masih banyak tambak udang yang belum mengantongi ijin. Bahkan, masih tetap beroperasi sehingga menyebabkan puluhan warga Desa Cepokorejo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban mendatangi balai desa dan Pendopo Kecamatan Palang, Kamis (2/7/2020).

Kekesalan warga memuckak karena petambak udang menyedot sumber air berskala besar. Sehingga, sumber air tawar yang digunakan baik warga maupun petani sekitar menjadi hilang dan asin.

Warga datang dengan membentangkan spanduk untuk menyuarakan aspirasi mereka. Diantaranya “Rakyat Turun ke Jalan Bukti Pemerintah Tidak Beres”, “Petani Tolak Tambak Udang”, Kami Rindu Sumberan”, “Warga Butuh Air Adem Bukan Air Asin”, dan berbagai atribut lainnya.

Saat meluruk kantor kecamatan warga menuntut pemerintah setempat untuk bertindak tegas. Caranya menutup tambak tersebut secara permanen. Pasalnya, akibat dampak yang ditimbulkan dari 32 petak tambak udang membuat air menjadi payau.

Salah satu warga Didik Hariyanto menyampaikan, masyarakat setempat sebelumya telah melakukan mediasi. Akan tetapi, hingga saat ini pemerintah terkesan tidak memperdulikan nasib rakyatnya.

“Kami hanya warga biasa dan kami merasa sangat prihatin. Karena pimpinan kita tidak bisa mengayomi warganya,” kata Didik saat menyampaikan keluhannya dihadapan Forkopimca Palang, Kamis (2/7/2020).

Karena petambak udang tidak mengindahkan surat pernyataan yang pernah ditulisnya. Kemudian, pemdes maupun Forkopimca juga terkesan tutup mata dengan adanya keluhan warga sekitar. Sehingga, masyarakat terpaksa menyuarakan aksi di Pendopo Kecamatan Palang.

“Kami kesini ini karena sudah final. Kami sudah bersabar selama 4 bulan. Karena lapor di desa tidak ada titik temu, sehingga kami datang ke kecamatan,” terangnya.

Pihaknya dan warga lain juga seringkali melaporkan hal tersebut kepada pemerintah. Baik melalui lisan, tulisan, maupun aplikasi yang telah dibuat oleh Pemkab Tuban. Namun, hingga saat ini tidak mendapat respon.

“Kami merasa sangat miris ketika melihat Bapak Bupati Tuban yang beberapa waktu lalu dengan bangganya panen udang disini. Tanpa melihat dampak baik sosial maupun ekonomi yang dirasakan warganya,” ketusnya.

Menanggapi tuntutan warga tersebut, Camat Palang, Pemkab Tuban, Rohmat Mustofa tidak berkomentar banyak. Bahkan, saat akan diwawancarai wartawan memilih menghindar.

“Semua yang terjadi di desa merupakan tanggung jawab kepala desa, maka kami minta setelah ini kami minta warga kembali ke desa,” ucapnya dihadapan puluhan warga Cepokorejo.(Roy/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top