Kekeringan, Polres Tuban Bantu Dropping Air Bersih ke Warga

Kapolres Tuban, AKBP Darman saat mendroping air kepada masyarakat

Reporter: Nursalam

TUBAN, SUARADATA.com- Dampak musim kemarau menyebabkan kekeringan melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tuban. Akibat dari kekeringan ini, beban pengeluaran warga pun mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan warga terpaksa harus mengeluarkan uang sebesar Rp 150 ribu untuk membeli satu tangki air.

Untuk membantu warga, Polres Tuban bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Tuban, Palang merah Indonesia (PMI) Kabupaten, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) melakukan bakti sosial dengan membagikan air bersih kepada warga.

Bantuan droping air kali ini diberikan Polres Tuban di Dusung Ngesong, Desa Ngandong, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban yang mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih.

Pantauan di lapangan, nampak terlihat antusiasme warga saat pembagian air bersih secara gratis kepada masyarakat. Mereka rela mengantri dengan membawa sejumlah jerigen serta ember demi mendapatkan air bersih karena beberapa bulan terakhir mereka mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang.

Kapolres Tuban, AKBP Darman mengatakan, dalam kegiatan droping ini polres Tuban mendistribusikan sebanyak 40 ribu liter air bersih. Selain droping air Polres Tuban juga memberikan bantuan sosial berupa sembako kepada masyarakat.

“Hari ini Kita kirim 40 ribu liter air bersih, setidaknya bisa meringankan untuk kebutuhan air bersih, ini hanya sebagian kecil yang bisa kita berikan kepada masyarakat sini mudah-mudahan bisa bermanfaat,” ungkapnya.

Darman berharap krisis air bersih di wilayah Ngandong berakhir. Polres juga berjanji akan menyampaikan kondisi warga yang kekurangan air kepada pemerintah daerah.

“Desa Ngandong ini berada di ketinggian sehingga tiap tahun mengalami kelangkaan air bersih karena pasokan air terbatas hanya mengandalkan fungsi satu sumur di lokasi dusun. Tetapi tahun ini, sumur itu tidak berfungsi karena pasokan aliran listrik tidak mencukupi aktivasi sumur tersebut,” tuturnya.

Menurut warga setempat, Dasiran mengatakan, warga mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih. Kekeringan ini sudah dirasakan oleh warga sudah 3 bulan.

“Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari biasanya warga membeli per tangkinya Rp.150 ribu rupiah,” ungkapnya saat ditemui di lokasi droping.

Sementara itu, Kepala Desa Ngandong, Suiswanto mengatakan, bahwa sedikitnya ada 560 Kartu keluarga (KK) yang mengalami dampak dari kekeringan yang melanda tahun ini. Sebenarnya ada aliran air dari PDAM namun karena terkendala listrik akhirnya selama kurang lebih 10 bulan terakhir tidak bisa di fungsikan.

“Tahun kemarin itu ada Hipam namun untuk 10 bulan terakhir tidak bisa beroperasi dikarenakan listriknya semakin lama semakin tidak kuat,” pungkasnya.(Sal/Ru/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top