Masyarakat Keluhkan Beras BPNT yang Tak Layak Konsumsi
TUBAN, SUARADATA.com-Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Kementrian Sosial berupa beras kembali dikeluhkan oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Hal ini disebabkan beras yang diterima KPM berwarna kekuningan, berbau dan berkutu. Bahkan saat dibuka dari karungnya terdapat banyak ulat di dalam beras tersebut.
Salah satu warga Dusun Tlogo, Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, KPM BPNT, Setyorini (36) mengatakan, kualitas beras bantuan dari pemerintah yang diterimanya saat ini kurang bagus. Tak hanya itu, berasnya sudah berwarna kekuningan, banyak kutu dan kerikil juga terdapat ulat kecil.
“Berasnya banyak kutunya, berwarna kuning, sudah agak menggumpal dan berjamur,” terang Setyorini saat ditemui di rumahnya, Kamis (14/5/2020).
Ia mengatakan, beras yang diterimanya saat ini dirasa masih lebih baik, jika dibanding dengan sebelumnya. Karena yang dulu sudah berwarna agak kehitaman, lebih banyak kutu dan gumpalan jamurnya.
“Yang bulan kemarin berasnya malah lebih parah dibandingkan yang bulan ini, lebih banyak kutu,” jelasnya.
Namun, Setyorini beserta keluarga tetap mengkonsumsi beras tersebut. Karena setelah suaminya tidak bekerja akibat pandemi Covid- 19 dan satu-satunya harapan mereka agar tetap bisa melangsungkan hidup.
“Tetap kita makan pak, adanya cuma itu. Pendapatan kami berkurang sejak adanya Corona ini,” keluhnya.
Hal serupa juga disampaikan Budi (36), KPM setempat yang menyayangkan dengan beras yang diambil dari agen BNI sangat tidak layak. Maka itu ia berharap kedepan agar beras yang diberikan kepada warga tidak seperti ini lagi.
“Kami berharap beras yang diberikan setidaknya bisa lebih layak untuk kita makan bersama keluarga,” pungkasnya.
Sementara itu, sejak berita ini diturunkan SUARADATA.com masih berupaya mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait, termasuk dari Dinsos Tuban.(Sir/Mau/Red)
Masyarakat kurang bersyukur sudah di kasih masih aja mencaci. Bagaimana dengan keponakan ku. Anak yatim masih sekolah SMP, dan hampir putus sekolah karena tidak ada biaya. Jagan kan uang. Beras pun tidak dapat jatah dari pemerintah. Setiap komplain ke perangat desa jawaban nya data sudh dari atas. Tega pemerintah sama anak yatim. Sedangkan bantuan PKH dari dulu salah sasaran, tidak ada kroscek.
PKH salah sasaran. Di desa punggul rejo kec rengel. Kab tuban. Banyak yg salah sasaran. Rumah nya pagar besi di kasih PkH. Rumah mau rubuh tidak di kasih. Sawah nya banyak ber hektar2 di kasih. Yg tidak ada sawah di abaikan. Inikah yg di nama kan ke adilan. Tolong buka mata buka hati kalian wahai pemerintah. Di sini ada anak yatim yang masih sekolah SMP, hampir putus sekolah. Karena tidak ada biaya. Jagan kan bantuan dr sekolah, bantuan dari desa aja tidak pernah dapat sama sekali. Setiap komplain ke perangkat desa jawaban yg di dpat kan nya pasti data nya dari atas..
Mohon buka mata kalian buka hati.
Bismillah.. ya allah. Semoga yg rumah nya ada tulisan nya keluarga miskin. Semoga semakin miskin. Semoga susah cari makan. Aminnnn ya allah…..