Pj Wali Kota Malang Apresiasi Hadirnya Dalang Cilik Uri-uri Budaya Jawa


76
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat didampingi Kepala Dindikbud, Suwarjana foto bersama dengan lima dalang cilik sebelum unjuk kebolehan di atas panggung, Senin (20/11/2023).

MALANG, SUARADATA.com-Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengapresiasi penuh lima Dalang Cilik atas kepiawaiannya memainkan wayang kulit dengan beberapa peran lakon. Mereka sendiri masih mengenyam pendidikan di SD dan SMP.

“Kami pun patut mendukung dan membantu meningkatkan pengembangan bakatnya. Selain mengasah kemampuannya, mereka ini tentunya bagian dari uri-uri budaya jawa. Kami menilai sudah langka, anak muda menyukai akan dunia pewayangan,” tegas Pj Wahyu Hidayat alias Wahid, Senin (20/11/2023).

Menurutnya, dunia wayang itu tak semua orang akan menyukai dan memahami. Terlebih lagi berani berperan menjadi dalangnya. Jika bukan panggilan hati atau memiliki bakat kemampuan, maka tak akan memainkan wayang.

“Kalau tidak dikader sejak dini bagian dari anak-anak kita. Menjadi calon dalang berkualitas dan profesional. Lantas siapa lagi yang akan melestarikannya, kalau bukan kita sendiri yang menjaga dan uri-uri budaya Jawa ini,” tuturnya.

Masih menurut dia, jaman modern seperti sekarang ini melestarikan pewayangan sama halnya menjaga budaya. Regenerasi dalang mesti diberikan ruang berekspresi dan berkarya. Sehingga, bakat kemampuannya patut diasah dan dikembangkan.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat disaksikan Kepala Dindikbud, Suwarjana saat menyerahkan wayang kulit secara simbolis kepada perwakilan dalang cilik. Kemudian, dimainkannya di Museum Pendidikan Tlogowaru.

“Kita ingin berikan pembinaan kepada dalang-dalang muda (cilik) yang sudah ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Malang melalui sanggar kesenian. Lantas kita berikan kesempatan tampil pada acara Pemkot Malang,” tambahnya.

Orang nomor satu di Pemkot Malang ini berpendapat, selain mengkader dalang-dalang muda. Pihaknya juga mewacanakan wayang kulit menjadi bagian dari ekstrakurikuler di sekolah. Terutama, pada program merdeka belajar mandiri.

“Sudah ada istilahnya, kita ketahui namanya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Tentunya ini menjadi bagian dari melestarikan budaya Jawa. P5 sendiri selain buat dalang. Penonton, sanggar dan alat gamelannya menjadi bagiannya,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dindikbud Kota Malang, Suwarjana menambahkan, untuk menangkal tergerusnya kebudayaan-kebudayaan bangsa Indonesia di zaman serba modern. Pihaknya bertekad mengkader anak-anak yang hobi dunia pewayangan lebih awal.

“Kita dukung pengembangan bakatnya, lebih terukur dan terarah. Menjadikan dalang cilik tampil dengan piawai, sehingga bisa populer di dunia perdalangan. Dalang yang sudah ada pastinya, butuh regenerasi baru lebih berkualitas,” tambah Jana.

Aksi dalang cilik dari salah satu SDN di Kota Malang. Diacungi jempol oleh Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat menunjukkan kepiawaiannya.

Dia mengemukakan, Dindikbud bakal menyiapkan calon dalang muda tiap tahunnya. Setidaknya ada 20 dalang siap dikader dan saat ini telah tersedia dalang cilik 5 sampai 10 siswa. Rinciannya, berasal dari siswa SD dan SMP.

“Kita latih dan pembinaan oleh pelatih dalang sudah profesional dan sering manggung. Harapannya, dalang cilik lebih terasah dan berkualitas saat manggung di acaranya Dindikbud maupun lainnya,” ungkap dia.

Jana menyebutkan, lima dalang cilik yang tampil dihadapan Bapak Pj Wali Kota Malang berasal jenjang SDN ada dua siswa, dan tiga lainnya jenjang SMPN. Mereka berasal dari SDN Bunulrejo dan SMPN 3 serta SMPN 6 Malang.

“Kita sengaja menghadirkan anak didik SDN dan SMPN di sekitaran Kedungkandang. Bermaksud mereka bisa mengadopsi ilmu atau peranan dari dalang. Menginspirasi bagi siswa lainnya, mengembangkan ilmu dan budaya Jawa secara positif,” pungkasnya.(Iwn/And/Red).


Like it? Share with your friends!

76
Suara Data Network
assalamualaikum

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *