Produksi Petasan Terselubung, Telan 1 Korban Jiwa dan 4 Luka Parah

Situasi dan lokasi terjadinya letusan petasan hingga menimbulkan satu korban jiwa dan 4 orang luka parah, Minggu (11/07/2021). Foto : Afd

MALANG, SUARADATA.com-Produksi petasan milik warga Jalan Kalisari RT 06 RW 02 Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang dipastikan tak berijin dan menimbulkan ledakan.

Dalam insiden itu telah memakan korban jiwa dengan satu orang meninggal dunia di RS Saiful Anwar dan empat lainnya luka-luka, Jumat (10/07/2021) menjelang waktu dini hari.

Korban yang meninggal dunia adalah Ahmad Fikri (27), bapak dua anak atau suami dari Jumariyah (29). Tewas mengenaskan di RS Saiful Anwar Malang sebelum mendapatkan perawatan intensif. Ia meninggal akibat letusan petasan hasil produksi dari lima warga RT 6 itu sendiri.

Selain satu korban jiwa, empat warga RT 6 lainnya alami luka cukup parah. Diantaranya Hasan Bisri,(31), Nurrohim (39), Irfan (27), Agus Iskandar (35). Mereka mengalami luka tangannya patah , luka bakar, paha tertembus petasan, dan bagian alat vitalnya juga kena. Petasan diperkirakan beratnya mencapai 1 kilogram lebih.

Jumariyah bersama dua anaknya yang masih usia SD dan 11 bulan begitu merasakan duka mendalam. Kini Jumariyah mesti menggantikan peran suaminya sebagai tulang punggung tunggal untuk menafkahi kedua anaknya hingga dewasa nanti.

Lebih jauh Jumariyah menjelaskan, sebelum peristiwa ledakan petasan itu terjadi, suami jika kemana-mana senantiasa pamitan kendati hanya wi-fi an di depan rumah bersama pemuda kampung sini.

“Kami pastikan setiap harinya suami saya tidak pernah keluar rumah. Keluarnya pas malam minggu aja karena esoknya libur,” jelas Jumariyah.

Pada saat ada ledakan itu, keluarga sangat menyesalkan suami pergi tanpa pamit. Ketika panggil berulangkali tidak ada suaranya. Akhirnya, menutup pintu untuk dampingi anaknya yang baru 11 bulan.

“Pikiran saya mungkin ada di depan rumah lagi wi-fi an, tapi setelah dengar ledakan tersebut saya begitu kaget dan spontan mencari keberadaan suami,” bebernya.

Melihat kondisi dari kejauhan suami tidak bisa berbuat apa-apa hanya tergeletak begitu aja. Tak terasa gelap gulita menghampiri diri dan anak langsung seperti ada yang bawa pergi.

“Entah kejadian apa saja waktu itu sudah tidak ingat apa-apa lagi. Kondisi luka suami luka seperti apa juga gak tahu,” imbuhnya.

Sambungnya lagi, setelah pagi harinya waktu subuh baru suami dibawa pulang ke rumah untuk di makamkan pukul 09.00 oleh warga kampung.

“Sekarang hanya tinggal bertiga saja, dan semoga Allah memberikan pertolongan kekuatan kepada saya dalam mencari nafkah untuk dua buah hatinya,” pungkasnya.

Terpisah, Ketua RT 6 Junaidi menuturkan, kejadian ledakan sangat spontanitas tanpa diprediksi oleh warga. Pembuatan mercon dirakit bersembunyi di dalam musholla sewaktu warga pada istirahat.

Jauh hari sebelumnya pernah pemuda kampung menghadap kepada dirinya ijin untuk membuat petasan persiapan lebaran. Setelah beberapa pemuda melintas di Ngebruk Sumberpucung menyalakan petasan. Sehingga pemuda sini sepertinya terbersit ingin membuatnya.

“Ya akhirnya terbukti membuat tapi mengumpet (sembunyi), hanya pemuda yang tahu niatan mereka berlima untuk apa petasan tersebut,” paparnya.

Diharapkan, peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi semua warga dan jangan coba – coba main petasan.

“Karena resikonya adalah korban nyawa minimal luka-luka dan umumnya merugikan keluarga maupun warga di sekitarnya,” cetusnya. (Afd/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top