TUBAN-PT. Pertamina Hulu Energi Tuban East Java (PHE TEJ) kembali menggelar sosialisasi survei seismik 3D di wilayah Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Dalam sosialisasi seismik ini digelar di 35 desa dan ditaregetkan selesai pada Desember tahun ini.
Diketahui sampai dengan Oktober ini, dari 64 desa lintasan survei seismik telah tersebar dari 10 kecamatan. Kemudian, sudah ada 35 desa yang telah dilakukan sosialisasi. Sedangkan, untuk pengerjaan pengeboran sudah terlaksana 40 persen. Kemudian, untuk perekaman kurang lebih 20 persen.
“Untuk pelaksanaan survei seismik ini kita targetkan akhir tahun ini selesai,” jelas Humas survei seismik 3D, Novian Kurnia Putra.
Kata dia, saat ini PHET TEJ sudah melakukan sosialisasi di setiap desa yang dilalui. Dalam sosialisasi itu dijelaskan mengenai mekanisme perhitungan kompensasi pakai lahan. Seperti halnya sosialisasi yang dilakukan di Desa Jenggolo dan Desa Sekardadi yang masuk dalam wilayah administrasi Jecamatan Jenu, Selasa, (8/10/2019).
“Saat saya melakukan sosialisasi dimana-mana saya selalu menjelaskan terkait konpensasi pengguna lahan agar masyarakat faham,” terangnya.
Lanjut Novian, saat melakukan sosialisasi menjelaskan, jumlah besaran kompensasi kerugian tanaman terdampak sebesar Rp 3.600 rupiah per meter. Sedangkan, untuk tanaman jagung adalah Dp 3.200 rupiah per meter.
“Untuk ganti rugi kalau tanaman padi Rp 3.600 permeter, namun untuk jagung ganti ruginya sebesar 3.200 permeter,”
Sementara itu Camat Jenu, Mohammad Maftuchin Riza memberikan, apresiasi kepada PHE TEJ yang sampai hari ini dinilai telah melakukan sosialisasi dengan baik. Utamanya sosialisasi di wilayah Jenu. Hal itu dapat dilihat dari detilnya materi sosialisasi yang disampaikan. Serta banyaknya pertanyaan warga yang dijawab langsung tanpa menunggu waktu lama.
“Kami mengimbau agar antara PHE TEJ dan masyarakat sering menjalin kordinasi. Sebab sebentar lagi sudah menjelang musim tanam. Sehingga, dari baiknya komunikasi kedua pihak diharapkan mampu menghasilkan kesepakatan yang tepat terkait apakah harus mendahulukan tanam atau survei seismik terlebih dahulu,” bebernya.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Riza, Kepala Desa Jenggolo, Ni’am menyampaikan, masyarakat memang harus diberi pemahaman yang detil tentang proses pelaksanaan survei seismik 3D. Jika warga mengetahui seluk beluk seismik dan penjabaran kompensasinya, maka tidak takut dirugikan.
“Warga memang harus diberi penjelasan sedetil-detilnya mengenai pelaksanaan seksmik, sehingga tidak ada yang takut atau khawatir lagi,” pungkasnya.(Sal/And/Red)
0 Comments