Simulasi Tugas Kehumasan Terasa Menegangkan dan Menghibur

Simulasi : Peserta Diklat Jurnalistik berkaitan tugas kehumasan, saat diwawancarai beberapa wartawan perihal sikap deskriminasi dalam satu kegiatan. Diperankan anggota PWI MALANG RAYA, Sabtu (5/06/2021). Foto : Afd

MALANG, SUARADATA.com-Aksi simulasi tugas kehumasan dari kantor Perumda Among Tani Tirto (PATT) Kota Batu.

Hal itu telah diperagakan oleh lima orang staf atau karyawan PATT dalam rangka mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) ilmu jurnalistik.

Acara itu sendiri diselenggarakan oleh PWI Malang Raya yang berkolaborasi dengan PATT Kota Batu, pada Sabtu (5/6/2021).

Pantauan di lapangan, situasinya cukup menegangkan dan lumayan menghibur terhadap peserta Diklat yang hadir. Termasuk Dirut PATT Kota Batu, Edy Sunaedy atau Gus Sokeh turut memberikan tepuk tangan.

Gus Sokeh menyampaikan, setiap kelembagaan maupun perusahaan mesti memiliki tugas bagian kehumasan. Karena sebagai pelaksana penyampaian informasi baik internal atau eksternal dari lembaga tersebut. Utamanya ketika berhubungan langsung dengan teman- teman media.

“Maka sudah barang tentu sedikit banyak bagi seorang humas, mesti bisa memahami ilmu kewartawanan (jurnalistik). Agar bisa mengerti bagaimana membuat sebuah produk berita yang bagus sekaligus menghadapi beragam karakter wartawan,” terang Gus Sokeh.

Selanjutnya,, ilmu kewartawanan ini penting dipahami dan dipelajari untuk mengedukasi kepada banyak orang. Tujuannya, mengetahui atau membedakan sebuah produk berita dan murni hasil karya jurnalistik sesuai kode etiknya. Selain itu, bisa sebagai sekedar opini seseorang ataupun bentuk berita bersifat sebagai pencemaran nama baik.

“Untuk itu, berharap dengan adanya diklat ilmu jurnalistik ini. Selain untuk memenuhi kebutuhan di internal kami, juga bisa menggunakan untuk kebutuhan eksternal sekaligus bisa menyajikan pers rilis manakala ada kegiatan di kantor kami,” tambah dia.

Terpenting lagi, kemitraan media dengan PATT Kota Batu bisa ditingkatkan lebih bagus. Bahkan, lebih harmonis secara profesional kerja didasari kode etik profesi masing -masing.

“Kita selalu terbuka dan siap menerima kritik dan saran membangun demi majunya PATT kedepannya,” beber orang nomor satu di PATT Kota Batu ini.

Sementara itu, Ketua PWI Malang Raya, Cahyono menjelaskan, pada diklat kali ini PWI menyajikan tiga materi. Yakni cara pembuatan pers rilis, bagaimana penulisannya yang bisa menarik dan berkualitas. Materi selanjutnya tentang bagaimana sebuah lembaga dalam menghadapi atau mengantisipasi ketika menemui adanya wartawan nakal atau sejenisnya.

Materi lainnya seperti tata cara pemotretan foto yang bisa menarik dan memiliki cerita sekaligus bernilai jual berita unik.

“Semuanya dikupas oleh pemateri berpengalaman pada bidangnya masing-masing. Tentunya diklat ini selain untuk wawasan secara pribadi juga bisa ditularkan sekaligus diterapkan ditempat kerja peserta tersebut,” jelas Cahyono.

Disisi lain, saat ini berkaitan dengan kewartawanan, pemahaman dan pengertian akan ilmu jurnalistik layak dipelajari. Sebab, ilmu itu bisa mengetahui atau membedakan sejatinya profesi wartawan yang berkompeten atau abal-abal. Semisal kasus pemerasan kerap terjadi, akibat kurangnya pemahaman akan kewartawanan.

“Jika sudah seperti itu, marwah profesi wartawan menjadi tercoreng. Perlu kami sampaikan, bagi siapa pun sekiranya tidak bersalah atau melanggar aturan hukum. Tidak perlu gelisah dalam menghadapi wartawan, jika terjadi sengketa berita. PWI, AJI, IJTI plus PFI siap menfasilitasi laporan pengaduan ke Dewan Pers,” pungkasnya.(Afd/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top