439 Calon Pengantin di Tuban Menikah di “Malam Songo”

Moh Qosim

TUBAN-Sebanyak 439 pasang calon pengantin memilih hari pernikahan pada malam Ramadan ke-29 atau kerap disebut “malem songo” atau malam ke-sembilan.

Malam songo itu dianggap sebuah tradisi di masyarakat yang memilih hari “baik” untuk pernikahan. Tepatnya bisa satu, dua atau tiga hari menjelang Idul Fitri. Tergantung cara menghitungnya mulai 1 Juni hari Sabtu, Ahad dan Senin.

Ratusan pasangan calon pengantin itu tersebar di 20 kantor urusan agama (KUA) di Tuban. Prosesi pernikahan mereka mulai berlangsung pada Sabtu siang, 01 Juni hingga Senin, 3 Juni 2019 dan hingga larut malam.

Untuk menikahkan 439 pasang calon pengantin, kantor Kementerian Agama menyiapkan 34 penghulu. Pernikahan paling banyak terjadi di kecamatan Soko dengan jumlah 60 mempelai. Paling sedikit terjadi di Kecamatan Kenduruan dan Kecamatan Kerek masing-masing 4 mempelai.

“Para pengantin menikah di rumahnya,” ujar Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Tuban, Drs. Moh. Qosim, via telpon Minggu (2/6/2019).

Pria asli Gresik ini mengatakan, kebetulan para calon pengantin ini menikah di luar kantor KUA dan dilaksanakan pada hari libur kerja. Konsekuensinya, para calon pengantin ini dikenai biaya nikah Rp 600 ribu. Berbeda jika calon pengantin melangsungkan pernikahan di kantor KUA, yang tak dipungut biaya alias gratis. Dasarnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2014 tentang Transportasi dan Jasa Profesi Penghulu.

“Kalau nikah di KUA ya gratis,” paparnya.

Sementara itu, dibeberapa tempat di Tuban sedang menggelar pesta pernikahan. Seperti di Kauman Bangilan misalnya, Abdul Hadi, pensiunan pengawas Kemenag yang rumahnya bersebelahan dengan BRI unit Bangilan ini tengah digelar pernikahan sore hari. Di sebelah rumahnya tampak dipasang tenda beserta aksesori untuk resepsi yang akan digelar pada Ahad sore hari.

“Ya rencananya malam songo ini,” timpalnya.

Bagi sebagian masyarakat di Jawa, ‘malem songo’ jadi pilihan pernikahan karena beberapa alasan. Ada yang menyebutnya hari baik karena dilangsungkan sehari menjelang Idul Fitri. Selain itu, banyak sanak saudara yang berkumpul di rumah karena libur kerja, cuti, dan lainnya sehingga memungkinkan pengantin didatangi tamu dan keluarganya.(Ida/Fat)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top