Reporter : Royvi Novriansyah
TUBAN, SUARADATA.com-Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Tuban menggelar lomba Anugerah Wisata tahun 2021. Hal itu esuai dengan Surat Keputusan Nomor 188.45/14/KPTS/414.102/2021, terdapat 12 pemenang dari 4 kategori.
Kategorinya adalah Wisata Alam, yakni Sendang Asmoro, Kali Pelang, dan Air Terjun Nglirip. Kemudian, untuk kategori Wisata Buatan atau Wisata Desa, ada Pantai Kelapa, Argo Park Klumpit, dan Sumberarum Park. Lalu dari Wisata Budaya ada Batik Sekar Ayu, Prunggahan Kulon, dan Keris Desa Jati. Sementara dari Wisata Religi masing-masing diraih oleh Makam Sunan Bejagung, Makam Sunan Geseng, setya Makam Syekh Subakir.
Kepala Bidang Pariwisata Disparbudpora Tuban, Suwanto menjelaskan, pelaksanaan Anugerah Wisata ini sebagai bentuk dukungan bagi pengelola manajemen wisata tersebut. Jika sesuai Undang-undang Kepariwisataan hanya ada 3 kategori wisata alam yang masuk dalam kegiatan ini. Namun, karena banyak wisata religi sebagai kultur Tuban, maka ditambah satu wahana wisata religi.
“Terselenggaranya Anugerah Wisata Kabupaten Tuban Tahun 2021 ini dalam rangka meningkatkan kapasitas pengelola wisata di Kabupaten Tuban sesuai dengan kategori masing-masing,”ungkap Suwanto, Jumat (11/6/2021).
Termasuk dimasa pandemi Covid-19, menurut Suwanto, wisata yang memberikan pelayanan berbasis protokol kesehatan (Prokes) juga masuk dalam penilaian para juri. Selain itu, pihaknya telah memberikan surat edaran kepada wisata untuk menggunakan SOP tersebut.
“Seperti yang kita tahu, dampak dari Covid-19 jumlah pengunjung wisatawan menurun drastis. Nah ini bagaimana kita cari solusi tersebut, dengan adanya Anugerah Wisata para wisata juga menunjukkan kreativitas dalam mengelola wisatanya, supaya pengunjung tetap tertarik untuk berwisata kesini,” ujarnya.
Selanjutnya Suwanto menerangkan, Disparbudpora juga telah memberikan Surat Edaran (SE) kepada para pengelola wisata di Tuban agar bisa meningkatkan pengetahuan terkait Standar Operasional Prosedur (SOP). Terlebih, pengelolaan wisata dimasa Pandemi dan hal ini bisa diterima baik oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), kelompok masyarakat, maupun paguyuban.
Sedangkan untuk proses penilaian pemenang Suwanto menerangkan, Disparbudpora Tuban mendatangkan juri dari Ketua Pokdarwis Jawa Timur yang pernah menjadi Assesor tim penilai desa wisata tingkat nasional. Selain itu, terlibat pada penilaian homestay internasional yaitu Purnomo Ansori. Juri yang kedua ada videografi senior asli Tuban, Yayan TS, dan senior pada bidang Pariwisata Hendra Priyo Hambodo.
“Kita tidak main-main mendatangkan juri. Manajemen pengelolaannya seperti apa dan videonya yang kita muat di Youtube agar masyarakat dari luar bisa mengakses wisata yang ada di Tuban,” jelasnya.
Selain itu, Ada 3 Kecamatan yang tidak diikutkan, yaitu Kecamatan Widang, Tambakboyo dan Plumpang. Dari seluruh kecamatan yang diundang untuk mengikuti perlombaan tersebut agar lebih terpacu untuk mengembangkan potensi wisata yang ada didaerahnya.
“Tentu, keinginan kami dari masyarakat sekitar mengelola potensi desa yang ada untuk dijadikan wisata, dan akan kami support, namun dari 3 Kecamatan itu belum ada potensi wisata,” imbuhnya.
Sesuai dengan UU Kepariwisataan, Desa diperkenankan mengelola wisata dengan dana desa. Dengan catatan ada unit Bumdesa yang nanti kepanjangan tangan dari pemerintah desa untuk mengelola pariwisata. Sehingga, camat harus bisa menggerakkan potensi yang ada didaerahnya, digali, dan dikembangkan.
Karena dengan adanya wisata di desa ataupun daerahnya, tentu akan menguntungkan bagi masyarakat itu sendiri. Dari mulai parkir, pedagang lalu jualan souvenir, ada tour guide dan lain-lain.
“Kami berharap hal ini sebagai contoh bagi daerah lain untuk meningkatkan potensi desa. Akan kita support, fasilitasi, membantu apa yang bisa kami bantu. Sehingga, sama-sama memajukan pariwisata di Tuban,” pungkasnya.(Roy/And/Red)
