Digitalisasi UMKM Guna Pulihkan Ekonomi

Kepala Cabang BPF Malang, Andri, saat menyampaikan keberhasilan BPF sebagai pialang teraktif dan terbaik di Indonesia. Foto: Iwan.

Reporter: Iwan

MALANG, SUARADATA.com-PT Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank plat merah dalam perkembangannya terus meningkatkan expansi. Utamanya prorgam digitalisasi UMKM untuk pemulihan ekonomi lebih kuat lagi pada 2022 ini.

“Untuk mendukung program tersebut, BNI lebih proaktif berpartisipasi dari berbagai pihak seperti Pemerintah, Asosiasi dan industri pendukung lain,” ungkap Pimpinan BNI Wilayah 18 Malang, Beby Lolita Indriani, Jumat (8/4/2022).

Lebih jauh, Beby menuturkan, berdasarkan data Kemenkop/UKM potensi jumlah UMKM di Indonesia bakal tergabung di marketplace digital. Terhitung ada 20 juta UMKM sehingga total keseluruhan di 2024 nanti tercatat 30 juta UMKM.

“Potensi digitalisasi UMKM tentunya memiliki peluang sangat besar. Kami pun terus berpartisipasi ke berbagai pihak. Guna mengoptimalkan semua channel layanan digital banking BNI. Bermaksud mendukung pertumbuhan ekonomi, melalui pertumbuhan UMKM,” tuturnya.

Oleh karena itu, BNI memberikan solusi perluasan layanannya melalui pihak ketiga. Tujuannya, agar UMKM bisa bekerjasama dengan BNI yakni melalui BNI Agen 46. Di dalamnya UMKM bisa mendapatkan berbagai keuntungan terutama layanan pada masyarakat.

“Diantaranya pembayaran tagihan, pembelian pulsa atau pembayaran non tunai pakai kartu debit, kartu kredit maupun aplikasi QRIS. Transaksi digital lewat aplikasi BNI Mobile di smartphone milik agen,” jelas dia.

Tidak hanya itu saja, BNI memberikan program pelayanannya, pihaknya juga membantu masyarakat berupa pembiayaan permodalan UMKM. Salah satunya KUR atau BNI wirausaha. Sedangkan, bagi masyarakat bergerak di ekspor, BNI juga memberikan solusi yaitu program BNI Xpora.

“Untuk itu masyarakat bisa mendatangi 84 outlet BNI di 25 kota atau kabupaten di Jawa Timur, mulai Pacitan sampai Banyuwangi,” tandasnya.

Terakhir, perlu dipahami dan diketahui bersama pertumbuhan ekonomi digital berpotensi meningkat, diperkirakan tumbuh delapan kali lipat atau Rp 4.500 triliun.

“Sehingga menjadi negara dengan gross merchandise value terbesar di Asia Tenggara,” pungkasnya.(Iwn/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top