Pilwali Surabaya 2020, Untung Suropati Komitmen Revitalisasi Rumah Kelahiran Soekarno

Laksamana Muda TNI (Purn) Untung Suropati, Bakal Calon Wali Kota/Wakil Wali Kota dari PDI Perjuangan. Foto : Istimewa

SURABAYA-Sebagai Kota besar Surabaya juga menyimpan sejarah yang besar. Satu diantaranya keberadaan rumah kelahiran Proklamator Ir. Soekarno atau Bung Karno.

Rumah kelahiran Presiden pertama itu terletak di Jalan Peneleh Gang Pandean IV Nomor 40, Kecamatan Genteng. Ironisnya, rumah yang menyimpan sejarah besar tersebut kondisinya tidak terurus.

Realita ini tak lepas dari perhatian Laksamana Muda TNI (Purn) Untung Suropati. Bahkan, purnawiran perwira tinggi TNI AL ini menjadikan revitalisasi rumah kelahiran Soekarno sebagai program prioritas bila dirinya terpilih sebagai kepala daerah dalam Pilwali Surabaya 2020.

“Jadi apapun nantinya saya, baik Wali Kota atau Wakil Wali Kota. Saya akan jadikan revitalisasi rumah kelahiran Soekarno sebagai program prioritas. Itu komitmen saya,” tegas Untung Suropati, Jumat (6/12).

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AL era 2011-2014 ini mengaku, dirinya adalah pengagum Soekarno. Karena itu, ia punya panggilan jiwa untuk merawat peninggalan sejarah sang proklamator kemerdekaan RI itu.

Menurutnya, rumah bersejarah itu nantinya bisa dijadikan museum sejarah Soekarno. Tempat itu tidak hanya sebagai sarana untuk merawat sejarah tetapi juga bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata sejarah di Kota Surabaya.

“Bung Karno itu tokoh besar, bukan hanya tokoh nasional. Beliau adalah tokoh dunia. Banyak orang yang ingin mengetahui langsung jejak sejarah Bung Karno. Karena itu, rumah kelahiran Bung Karno itu bisa menjadi destinasi wisata sejarah di Kota Surabaya,” ujar pria yang pernah menjadi Komandan Lanudal Juanda Surabaya itu.

Untung Suropati yang tengah menjalani proses penjaringan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota di PDI Perjuangan ini punya visi besar. Terutama,menjadikan Surabaya sebagai Kota Pahlawan dan Kota Maritim yang berkarakter lokal tapi berdaya saing global.

Karena itu, dosen Lemhannas ini juga punya rencana merevitalisasi kawasan sekitar Tanjung Perak menjadi kawasan wisata maritim. Apalagi Surabaya ini adalah ikonnya kota maritim di nusantara. Tentunya potensi ini bisa digali untuk mendatangkan wisatawan lokal maupun manca negara yang nantinya bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD).

“Membangun kota itu tak boleh menghilangkan sejarah, karena sejarah adalah identitas dari sebuah bangsa. Banyak negara modern seperti Inggris, Prancis, Spanyol dan Italia. Mereka tetap mempertahankan peninggalan sejarah yang justru saat ini menjadi destinasi wisata yang menarik,” pungkas pria yang menghabiskan sebagian hidupnya di Kota Surabaya ini.(dy/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top