Pemilik Stand Terlanjur Kulakan, Pemkot Malang Tiba-tiba Membatalkan

Foto ilustrasi : Wali Kota Malang Sutiaji didampingi istrinya saat membuka pasar murah dua atau tiga tahun lalu di halaman stadion Gajayana Malang. (Foto diambil sebelum pandemi Covid-19).

MALANG, SUARADATA.com-Pasar Murah Ramadhan (PMR) yang diinisiasi Pemkot Malang dan bakal digelar selama dua hari mulai Jumat hingga Sabtu (7-8/05/2021) di halaman Stadion Gajayana Kota Malang ternyata batal diselenggarakan.

Pasalnya, Pemkota khawatir terjadinya kerumunan dan penyebaran covid-19. Mengingat saat ini perkembangan angka kasusnya mengalami peningkatan.

Surat pemberitahuan himbauan partisipasi yang ditandatangani Pj. Sekkota Malang Hadi Santoso atau Soni tertanggal 3 Mei 2021 lalu. Namun, dibalik pembatalan tersebut ternyata menyisakan kekecewaan mendalam bagi sebagian peserta. Dalam hal ini OPD tingkat Kelurahan, Kecamatan maupun OPD Dinas.

Salah seorang peserta PMR yakni perempuan berjilbab ketika dikonfirmasi dan tidak mau diungkap identitas nama serta tempatnya bertugas. Ia menyatakan, sangat merasakan kekecewaan atas pembatalan tersebut. Karena sudah terlanjur belanja dan tidak sedikit uang yang digunakan.

“Padahal semua itu dalam rangka berpartisipasi atau meramaikannya,” ungkap perempuan berjilbab ini.

Sekiranya dikhawatirkan membahayakan adanya penyebaran covid-19, sebelum diumumkan tentunya dari awal sudah dikaji dan ditelaah masih memungkinkan apa tidak diadakannya PMR tersebut.

“Kalau sudah terlanjur belanja begini terus mau dikemanakan. Apalagi waktunya sudah hampir libur (Idul Fitri),” imbuhnya.

Pernyataan yang sama juga dilontarkan perwakilan peserta atau pemilik stand, sebagai warga kecil yang ingin mengadu keberuntungan di PMR mewakili OPD terkecil di Kota Malang. Modal sudah kita keluarkan tiba-tiba ada pembatalan.

“Rasanya ingin menangis dan marah rasanya jika mendengar informasi pembatalan tersebut,” kesal ibu berusia 41 tahun ini.

Ungkapan rasa tidak enak hati itu tidak hanya datang dari peserta PMR, namun juga datang dari netizen. Hal tersebut akhirnya menjadi rasan-rasan (ghibah) di bulan ramadan.

Sementara itu, pihak Pemkot Malang diwakili Plt. Kabag Humas M Nur Widianto menjelaskan, dibatalkannya PMR tersebut disebabkan penataan pelaksanaan disinyalir kurang memadai. Apalagi untuk penerapan protokol kesehatan guna mencegah covid-19.

“Kami melihat situasi di lokasi tidak memungkinkan, hasil verifikasi tim akhirnya dilaporkan ke pimpinan. Selanjutnya ada keputusan dibatalkan,” jelas Wiwid.

Kendati giat PMR itu memiliki nilai peduli dan membantu meringankan kebutuhan masyarakat akan sembako. Akan tetapi, pemkot lebih memperhatikan nilai resikonya. Karena riskan terjadinya kerumunan dan sebaran angka covid bertambah.

“Dimana Pemkot bersama TNI/Polri, saat ini terus berjuang keras menekan atau menuntaskan penyelesaian angka kasus covid,” jawabnya.

“Ia berharap warga Kota Malang untuk bersabar dan bisa memahaminya, insya Allah di tahun depan sekiranya pandemi covid-19 udah usai. Pasar Murah bisa diselenggarakan kembali,” pungkasnya.(Afd/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top