Berkah Ramadhan, Penjual Legen di Tuban Sehari Habiskan 500 Liter

Reporter: Nursalam

TUBAN, SUARADATA.com– Di bulan suci Ramadhan seperti ini, selalu ada berkah tersendiri bagi para penjual minuman legen. Karena setiap Ramadan tiba, minuman khas Tuban ini banyak dijumpai disejumlah tempat saat bulan suci Ramadan.

Minuman khas yang berasal dari pohon siwalan itu, banyak dijumpai di sepanjang jalan yang ada di Kabupaten Tuban, khususnya saat ramadan ini.

Disaat momen-momen inilah berkah Ramadan menyapa pedagang legen. Salah seorang pengepul legen, di Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Warkijah menceritakan pada ramadan tahun ini menjadi berkah tersendiri bagi usaha yang sudah digeluti selama 30 tahun itu.

Pasalnya, perempuan 60 tahun itu mengaku selama pandemi covid-19 dua tahun terakhir, usahanya tidak menghasilkan justru menghabiskan tabungan simpanannya untuk membayar warga yang setor legen.

“Saat pandemi dua tahun terakhir orang-orang yang setiap hari memanjat pohon siwalan pencari legen bingung, akhirnya saya yang mau membeli legen mereka,” ungkap perempuan 5 cucu itu.

Meskipun diakuinya, legen yang ditimbun tidak laku dan merugi. Bahkan dirinya mengaku uang tabungannya Rp 50 juta habis untuk membayari orang-orang yang setor.

“Sedikitnya 17 orang setiap hari setor, dan mereka punya keluarga yang harus dinafkahi. Tak kurang Rp 2 jutaan setiap hari buat bayar mereka,” cerita Mbah Jah sapaannya.

Namun, masa suram itu menurutnya sudah berlalu. Tahun ini usaha minuman tradisional yang dipertahankan sudah mulai bergeliat kembali khususnya ramadan ini.

“Alhamdulillah setiap hari minimal habis 500 liter legen, dengan harga Rp 15 ribu per botol ukuran 1,5 liter,” ucapnya.

Dalam sehari untuk membantu usahanya itu, dia dibantu 4 karyawan yang tak lain adalah anak dan kerabatnya sendiri. Karena bulan ramadan ini permintaan meningkat.

“Setiap hari puluhan tengkulak ada yang ambil 30, 50, bahkan 70 liter untuk dijual kembali. Kalau warga biasanya ada yang 2 botol atau 5 botol,” imbuh Mbah Jah.

Selain itu, ia bercerita jika legen yang ditimbunnya tidak laku dalam jangka waktu tertentu, seringkali produsen cuka mengambil ditempatnya.

Meskipun menurutnya, jika kualitas legen sudah berubah menjadi bahan cuka harganya lebih murah, atau 1 banding 3 dari harga legen.

“Ada yang produsen dari Surabaya, Madura dan beberapa daerah lainnya mengambil untuk bahan cuka di sini,” pungkasnya.(Sal/Ru/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top