Wali Kota Malang Tinjau Rencana Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

Wali Kota Malang, Sutiaji didampingi Kepala Dindikbud, Zubaidah serta Kepala SMPN 8, Anny Yulistyowati meninjau siswa kelas IX di ruangan kelas. Sejauh mana persiapannya terkait pemenuhan protokol kesehatannya di sekolah tersebut, Rabu (19/08). Foto: Iwa

MALANG, SUARADATA.com-Wali Kota Malang, Sutiaji didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud), Zubaidah meninjau kesiapan SMPN 8 Malang yang akan menggelar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka, Rabu (19/8/2020).

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, SMPN 8 ini sebagai percontohan awal dimulainya KBM. Namun, kepastiannya masih menunggu hasil keputusan dari Satuan tugas (Satgas) covid-19. Oleh karena itu, segala persiapannya mesti kita tinjau secara keseluruhan.

“Tujuannya memastikan pelaksanannya sudah ready dan aman serta berjalan lancar,” kata Sutiaji.

Menurutnya, KBM yang diselenggarakan nantinya secara bergantian dan tidak sepenuhnya masuk. Sistem secara teknisnya akan diatur oleh pihak Dindikbud dan SMPN 8. Kendati demikian, penerapan KBM bakal memakai genap ganjil pada absensi siswa.

“Ditambahkan pula, tempat duduknya secara silang sekaligus dipatenkan (dilarang ganti personil),” tegasnya.

Politikus Demokrat ini menambahkan, untuk antisipasi sebaran covid-19 di ruangan kelas. Pemkot sudah instruksikan kepada BPBD untuk melakukan penyemprotan desinfektan di setiap ruangan kelasnya tiap harinya.

“Satgas C-19 pun juga melekat di sekolah,” imbuhnya.

Pria asli Lamongan ini juga menginformasikan, hasil jajak pendapat yang disampaikan secara online. Diketahui sebanyak 75 persen, orang tua menghendaki tatap muka KBM. Termasuk, orang tua siswa kelas IX yang hadir di sini.

“Rata-rata orang tua menghendaki,” timpalnya.

Kepala SMPN 8 Malang, Anny Yulistyowati memaparkan, siswa yang mengawali tatap muka KBM adalah kelas IX dulu. Kemudian, dibagi dua setengahnya tatap muka KBM, setengahnya lagi online.

Bagi siswa yang mengikuti KBM tatap muka dipersyaratkan beberapa poin. Diantaranya, memakai dan membawa cadangan masker, pakai Faceshield, bawa tas, bawa handsanitiser plus bekal makanan.

“Orang tua mesti turut mendukungnya (antar jemput), sebagaimana surat pernyataan kesanggupan bahwa anaknya mengikuti tatap muka,” paparnya.

Akan tetapi, bagi siswa yang naik angkutan atau ojek online tengah dipikirkan oleh Dindikbud dicarikan solusinya. Hingga menunggu dari keputusan Satgas C-19,

“Kita masih terus berbenah dan menyempurnakan protokol kesehatan (input) dari pihak terkait,” tutupnya.(Iw/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top