Cegah Stunting, BKKBN Jatim Gandeng Kemenag Tuban untuk Edukasi Calon Pengantin
Reporter: Nursalam
TUBAN, SUARADATA.com– Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur, menggandeng Kementerian Agama Kabupaten Tuban menggelar giat Implementasi Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (ELSIMIL), untuk melakukan pencegahan stunting sejak dini melalui edukasi kepada calon pasangan pengantin.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari Admin KB Kabupaten, Admin 20 kecamatan dan Kepala KUA se Kabupaten Tuban, di gelar di aula Tulip Dinas Kesehatan P2KB Tuban, (Kamis/24/3/2022).
Sekretaris Dinas Kesehatan P2KB Tuban, Lulut Purwanto, mengatakan Indonesia masih memiliki angka prevalensi stunting yang tinggi, yaitu Indonesia 27,6 persen, sedangkan Jatim 23,5 persen. Sementara itu, angka stunting Kabupaten Tuban sendiri masih cukup tinggi, yaitu 11,64 persen.
Menurutnya, percepatan penurunan stunting menjadi prioritas pembangunan, prevalensinya ditargetkan dapat diturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024.
“Strategi pencegahan stunting dari hulu merupakan upaya preventif untuk memastikan setiap Catin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Bidang KS-PK BKKBN Jatim, Suhartuti, menjelaskan, Jawa Timur sebagai provinsi penyangga untuk seluruh Indonesia dan ditargetkan untuk bisa menurunkan angka stunting sebesar 13,5 peseren.
“Oleh karena itu pihaknya berusaha merubah dari hulunya. Nah, hulunya adalah calon pengantin usia subur dan mundur sedikit adalah para remaja usia nikah,” ujarnya.
Pihaknya juga mengatakan, bahwa usia ideal menikah adalah perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun walaupun dalam undang undang perkawinan usia nikah minimal 19 tahun.
Sedangkan untuk alur Implematasi Elsimin dari pencegahan stunting adalah Catin datang ke desa untuk minta surat keterangan nikah, kemudian datang ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB) dan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kadar Hb.
Setelah itu dilakukan pendampingan yaitu Catin diarahkan untuk mendonwlod aplikasi Elsimil dan mengisi serta menjawab beberapa pertanyaan dan pengetahuan tentang stunting dalam aplikasi tersebut. Kemudian catin datang ke KUA untuk mendaftarkan diri dengan menunjukkan sertifikat siap nikah yang di dapatkan dari aplikasi Elsimil.
Sementara itu, Kasi Bimas Islam Kemenag Tuban Mashari menyampaikan, setiap catin harus memahami tentang stunting dan faktor risiko yang ada pada dirinya. Jika sudah memahami risikonya, catin juga memahami upaya “treatment” yang harus dilakukan untuk meminimalisasi risiko stunting.
“Stunting adalah sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan atau 2 tahun,” paparnya.
Dia mengatakan, salah satu upaya yang harus ditempuh untuk menurunkan percepatan stunting adalah memastikan catin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.
Mashari juga menambahkan catatan penting, hasil dari pemeriksaan pada Elsimil baik atau buruknya tidak menjadi syarat untuk menikah. Terakhir, giat ini ditutup dengan pengenalan sekaligus praktik penggunaan Elsimil oleh Admin Kabupaten.(Sal/Ru/Red)