Perkembangan Covid-19 di Kota Malang Kian Masif

Wali Kota Malang Sutiaji bersama Forkopimda meninjau proses pemulasaraan pemakaman jenazah covid-19 di TPU Samaan, Rabu (7/07/2021). Foto Humas for SUARADATA.com

MALANG, SUARADATA.com-Wali Kota Malang Sutiaji menyebutkan, berdasarkan data UPT Pengelola Pemakaman Umum Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.

Semalam sudah ada 44 orang terpapar covid-19 meninggal dunia, dan siang ini 32 jenasah menunggu jadwal pemakamannya, Rabu (7/7/2021).

Orang nomor satu di Pemkot Malang ini mengimbau kepada seluruh masyarakat mesti mentaati protokol kesehatan (Prokes). Sekaligus memintanya tidak menganggap sepele terhadap sebaran covid-19. Pasalnya, kian hari menunjukkan peningkatan jumlah penularannya.

Penerapan prokes secara 6M harus dijalankan. Meliputi pakai masker, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, hindari kerumunan dan kurangi mobilitas serta jaga imunitas tubuh. Sekaligus lakukan vaksinasi menjadi satu kebutuhan bagi setiap warga. Karena dalam rangka mengantisipasi serta membentengi keluarga dari serangan virus corona.

“Kenapa kita tekankan masyarakat mesti taat dan tertib terapkan prokes, sebab fakta real di lapangan setiap hari informasi kematian di Kota Malang terus keluar. Bahkan sampai tercatat sebanyak 44 orang meninggal dunia menunggu giliran pemakaman,” tukasnya.

Suami Widayati ini mencontohkan, pemakaman terhadap seorang yang meninggal dunia terpapar covid-19. Awalnya tidak punya gejala tapi mengalami sakit. Lalu tiga hari baru berobat dikarenakan sakit tersebut.

“Akan tetapi, nyawanya tidak bisa tertolong lagi, di usia 38 tahun. Kini jenazahnya dimakamkan di TPU Samaan, Klojen Kota Malang,” timpalnya.

Menurutnya, perkembangan pandemi covid di Kota Malang kian hari kian mengkhawatirkan. Menjadikan Wali Kota Malang meminta bantuan kepada segenap tokoh agama dan tokoh masyarakat. Dalam rangka memberikan pemahaman kepada warga atau jamaahnya akan bahayanya covid-19.

“Kami mohon kepada semua warga Kota Malang, pandemi covid-19 sudah kondisi darurat. Kematian saudara kita dibeberapa rumah sakit seperti di RSSA, dari RSI Aisyiyah, RSI Unisma, RSU UMM, RS Lavalette, RST dr. Soepraoen belum tertangani secara keseluruhan,” paparnya.

Kembali Sutiaji menandaskan, upaya Pemkot bersama Forkopimda dalam menuntaskan penanganan covid-19 tidak bakalan terwujud tanpa adanya dukungan masyarakat. Petugas pemakaman bagian dari bentuk dukungan dari masyarakat yang diberikan kepada pemerintah.

“Tanpa keterlibatan masyarakat (petugas pemakaman) dalam pemulasaraan pemakaman, niscaya proses pemulasaraan bakal menemui kendala mengkhawatirkan sekali,” tandasnya.

Salah seorang perwakilan petugas pemakaman menginformasikan pelaksanaan pemakaman dimulai pukul 04.00 WIB pagi hari. Terasa lelah capek dan kasihan, tergambarkan diraut wajah mereka dari pagi hingga malam dalam memakamkan jenazah Covid-19.

“Saya pribadi sampai saat ini belum pernah mau berkumpul bersama keluarga dan istri. Karena saya mesti menjaga keluarga dari ancaman covid-19, dan tugas ini mesti kami tuntaskan, baru bisa leluasa pulang berkumpul bersama keluarga,” ujar salah satu tim pemulasaraan.(Afd/And/Red)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top